Manusia adalah mahluk hidup yang tidak lahir sekonyong-konyongnya tanpa adanya eksistensi orang lain (bahkan eksistensi element kehidupan lainnya). Setiap harinya hidup kita berhubungan langsung dengan manusia dari latar budaya berbeda, latar agama berbeda, latar sosial berbeda dan berbagai perbedaan lainnya. Tanpa kehadiran manusia lainnya, secara langsung atau tidak langsung, hidup kita sebagai individu tidak tercipta, berjalan dan berkembang. Oleh karenanya, kehidupan berjalan karena adanya manusia yang lainnya.
Manusia, saya, Anda dan yang lainnya, berbeda satu dengan yang lainnya. Berarti bisa diartikan bahwa kehidupan berjalan karena adanya perbedaan. Perbedaan, sudah menjadi sifat dasar kehidupan yang sangat natural untuk tumbuh dan berkembang. Jadi perbedaan tidak bisa dihilangkan, karena hidup dibentuk oleh berbagai aspek berbeda.
Jika dilihat dalam skala lebih besar, di luar manusia, ada eksistensi alam semesta. Dalam konteks perbedaan, berbagai perbedaan dalam alam semesta tersebut diwakili dengan berbagai element kehidupan, berbagai komponen. Mahluk hidup hanyalah salah satu komponen kehidupan. Dan kembali lagi, salah satunya lagi adalah manusia, yaitu kita. Jadi, pada dasarnya,kehidupan kita adalah bagian dari hidup orang lain dan bagian dari berbagai aspek, element serta komponen kehidupan lainnya di alam semesta ini.
Demikian juga berarti, kehidupan orang lain beserta berbagai element,aspek dan komponen kehidupannya, adalah bagian dari hidup kita. Oleh karenanya untuk membuat kehidupan di alam semesta ini berjalan, kita berserta semua aspek, element serta komponen yang ada dalam alam semesta sesungguhnya saling membutuhkan, dan saling memberi impact satu dengan lainnya.
Untuk menjaga jalannya kehidupan, dalam konteks kita sesama manusia, maka salah satu caranya adalah menjaga adanya perdamaian. Yaitu kehidupan harmonis terhadap satu dengan yang lainnya. Bahkan jika mau diperbesar lagi skalanya, sesungguhnya kehidupan harmonis yang hendaknya tercipta untuk kehidupan bukanlah hanya keharmonisan sesama manusia, tapi manusia dengan alam semesta. Namun marilah kita persempit kembali dengan kehidupan antar sesama manusia terlebih dahulu agar pembahasan tidak menjadi lebar.
Berarti kita di titik ini sudah mengerti, bahwa untuk menjaga jalannya kehidupan sesama manusia, kita hendaknya menjaga kehidupan yang harmonis dengan siapapun. Kembali lagi kepada topik terdahulu tadi (mengenai bahwa kehidupan terbentuk dari adanya perbedaan), maka berarti demi berjalannya keharmonisan dalam hidup, sudahlah menjadi esensinya, untuk menerima perbedaan yang ada antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.
Jadi jika dirunut seperti ini: berbagai element /komponen/aspek berbeda membentuk kehidupan --> menjaga jalannya kehidupan dengan menerima adanya berbagai element/komponen/aspek berbeda --> salah satu caranya adalah dengan menjaga perdamaian --> perdamaian dimulai salah satunya dengan cara menciptakan kehidupan harmonis.
Kehidupan harmonis bagaimana cara membangunnya? Ya dengan penuh kesadaran menerima bahwa sesama manusia pada dasarnya semua berbeda. Latar setiap manusia berbeda. Yang membentuk seorang manusia itu berbeda dengan manusia lainnya.
Jadi, sebenarnya setiap manusia mempunyai pemikiran yang berbeda. Tidak ada yang paling benar. Jika saja kita mau meletakan diri dalam perspektif orang lain, maka apa yang kita sebut ‘salah’ dimata orang lain bisa menjadi ‘benar’. Begitupun sebaliknya. Jadi kita tidak perlu ngotot merasa paling benar terhadap pandangan kita. Kesediaan hati kita untuk melihat dari perspektif orang lain, sudah membuat diri kita mempunyai kesediaan untuk mengerti pihak lain. Kesediaan untuk ‘melangkah’ lebih jauh untuk menerima orang lain itulah yang merupakan salah satu modal menciptakan kehidupan yang harmonis.
Sekarang ini, di jaman sekarang ini, manusia berkomunikasi melalui berbagai media. Kita tidak lagi hanya berkomunikasi melalui pertemuan secara langsung, tapi juga tidak langsung, misalnya melalui jalur telepon dan internet. Dalam dunia cyber, sering sekali kita berkomunikasi dan berinteraksi dalam sebuah situs atau blog. Anda pasti melakukannya bukan? Sekarang ini, saya sedang berkomunikasi dan menjalin koneksi dengan Anda, karena Anda membca tulisan saya. Pada saat Anda menulis komentar di bawah ini, maka Anda menjalin komunikasi dan membangun koneksi dengan saya.
Sejak kecil, kita sering kali di ajari orang tua untuk memiliki sopan santun pada saat bertemu orang lain. Namun sering kali dan banyak sekali kita baca tulisan-tulisan komentar di blog maupun situs, ditulis dengan bahasa kasar, kotor penuh makian dan lain sebagainya. Pertanyaannya adalah:
Apakah menciptakan hubungan harmonis antar sesama manusai hanya berlaku di dunia off line saat kita bertemu muka? Jika kita hanya ‘sopan’ saat bertemu muka tetapi berkata kasar, kotor dan penuh makian serta penghakiman saat di dunia on line, apakah kesopanan kita saat off line itu benar tulus atau dibuat-buat? Dan apakah kemudian kita mengerti sepenuhnya bahwa menjaga keharmonisan dan perdamaian antar sesama manusia tidak memandang apakah itu off line/tatap muka langsung atau oin line?
Hellooo! Hanya karena di dunia cyber kita tidak terlihat dan merasa lebih bebas berpendapat (apalagi wajah dan nama bisa dsisembunyikan) bukan berarti menjadi bebas memaki, bukan? Bukan berarti kita bisa sembarangan bukan?
Kesopanan tidak memandang konteks off line atau on line. Menjaga keharmonisan, rasa menghargai satu dengan yg lainnya sesungguhnya tidak memandang apakah itu on line atau off line. Hanya karena orang tua kita jaman dahulu tidak memakai internet seperti kita, pesan mereka untuk tetap menghargai orang lain tetaplah berlaku.
Sekali lagi akan saya katakan: hellooo! Jangan karena di dunia cyber, dengan sebutan anonymous, wajah tidak terlihat, nama disamarkan, lalu jadi berani berkata kasar, kotor dan memaki-maki di dunia cyber. Jika kita melakukan hal tersebut berarti kita belum mengerti sepenuhnya pelajaran sekolah yang selama ini mengajarkan untuk hidup ‘ bergandengan tangan’ satu sama lain. Berarti kita belum mengerti nilai yang diajarkan orang tua kita mengenai MENGAPA kita harus punya SOPAN SANTUN.
Sopan santun tidak diciptakan untuk kepalsuan, tapi untuk menciptakan kehidupan harmonis. Untuk menciptakan perdamaian. Akuilah: kita pada dasarnya berbeda satu dengan yang lain. Akulah: dari semua perbedaan tersebut, kita sama-sama manusia. Disatu titik, adanya pengertian mendasar ini hendaknya membuka juga mata hati kita untuk TIDAK mendalami hobby yang satu ini: MENGHAKIMI. Sering sekali kita lihat di berbagai situs maupun blog, ada saja komentar penuh penghakiman dari pengguna internet. Bahkan penghakiman tersebut masih diberi ‘bunga’ dengan berbagai kata-kata kasar dan kotor, atau makian.
Saya dan banyak orang juga mempertanyakan apakah yang menulis seperti itu sudah merasa dirinya paling sempurna, paling hebat atau paling suci hingga merasa bisa menghakimi orang lain, plus dengan embel-embel makian. Bahkan juga menimbulkan pertanyaan: apakah orang yang melakukan hal seperti ini pada saat tatap muka langsung akan bertindak sopan/tidak. Ada yang mempunyai double standard: saat di dunia on line perkataanya kasar, tapi saat bertatap muka langsung penuh dengan sopan santun. TWISTED! Berarti sopan santunnya belum atas pengertian yang tulus untuk menjaga kehidupan yang harmonis.
Pada dasarnya, kembali lagi, setiap manusia berbeda. Terimalah. Untuk bersedia lebih jauh mau mengerti sebuah konteks pemikiran orang lain, adalah sebuah usaha yang significant untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis. Anda, bisa melakukan perubahan. Bahkan melalui blogging, Anda bisa mensupport perdamaian. Mensupport sebuah kehidupan yang harmonis. Hanya dengan hal yang luar biasa sederhana. Misalnya: memberi komentar dalam sebuah blog atau situs tanpa penghakiman, tanpa makian, tanpa kata-kata kasar dan kotor.
Sederhana bukan? Hanya kita sendiri yang bisa membuat perubahan. Dan itu dimulai dari diri kita sendiri. Jika, dalam konteks blogging, kita sudah membiasakan diri menulis dan menyapa dengan bahasa yang sopan, halus, bisa memberikan komentar atau beropini tanpa bersifat menghakimi, bisa menjalin hubungan dengan sesama pengguna internet serta bloggers di dunia blogosphere dengan baik, maka berarti kita sudah mensupport terciptanya perdamaian. Mensupport terciptanya kehidupan harmonis. Jika Anda melakukan kesediaan untuk menerima perbedaan, mulai dari lingkungan keluarga, teman, lingkungan kantor, bahkan hingga dunia cyber, berarti Anda adalah duta perdamaian itu sendiri.
Ingatlah kita tidak hanya harus menjaga kehidupan harmonis dengan orang yang kita kenal, tapi yang tidak kita kenal sekalipun. Kenapa? Karena pembahasan yang sudah dibahas diawal tadi: kehidupan terlahir dan terbentuk dari berbagai aspek, element serta komponen yang berbeda. Tanpanya , hidup tidak berjalan. Anda, saya dan siapapun pada dasarnya saling membutuhkan. Like it ot not, accept it.
Mulailah dari sekarang. Terimalah perbedaan. Anda dan saya, kita, adalah duta perdamaian.
Make that change. Now!
http://id.omg.yahoo.com/blogs/support-perdamaian-melalui-blogging-maylaffayza-12.html