Dewasa ini, siapa yang tidak mengenal apa itu lagu? semua kalangan masyarakat, dari tingkat usia anak-anak sampai orang tua, mengenal apa itu lagu. Bahkan tidak hanya mengenal, sebagian dari kalangan tersebut adalah penikmat lagu. Sering kita temui di setiap sudut keramaian, seperti; di sekolah, pasar, terminal, rumah, bahkan di dalam mobil juga, terdengar adanya alunan-alunan merdu dan syair lagu yang diperdengarkan. Tak heran semua kalangan masyarakat sangat suka mendengarkan lagu, karena lagu dapat memberikan suatu kenikmatan tersendiri bagi pendengarnya. Di samping ada alunan musik yang menuntun pendengar menikmati alunan nada-nada indah, lagu juga dihiasai oleh syair indah yang dituangkan pengarang untuk menciptakan efek estetika tulis sebagai pencitraan dalam berfantasi. Dengan kata lain, penikmat lagu selain dimanjakan oleh alunan merdu dari bunyi atau musik yang diperdengarkan, penikmatnya juga dituntun untuk berfantasi, lewat bahasa yang tertuang didalam lagu tersebut. Mengambil kutipan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang pengertian lagu, “Lagu merupakan berbagai irama yang meliputi suatu instrumen dan bernyanyi”.
Banyak hal yang dapat dilihat dalam sebuah lagu, baik itu dari segi unsur bunyi dan unsur bahasa. Unsur bunyi merupakan paduan beberapa nada secara acak dan disusun secara sistematis menjadi sebuah instrumen musik. Dan unsur bahasa merupakan media pengonstuksian menuju suatu pengekspresiannya, yang terwujud dalam sebuah perkataan ataupun sebuah perbuatan yang menyatakan suatu ungkapan lewat sebuah tulisan. Mengkaji penggabungan antara unsur bunyi dan unsur bahasa pada lagu sangat menarik. Lebih-lebih pada konstribusi yang diberikan lagu, pada penikmatnya. Tetapi, adakah yang tahu bahwa lagu merupakan primadona karya sastra yang melibatkan unsur bunyi dan unsur bahasa? Dari banyaknya jenis karya sastra yang telah kita ketahui, seperti; puisi, cerpen, prosa, novel dan lain-lain. Ternyata lagu termasuk jenis karya sastra yang mempunyai rangking teratas di dalam karya sastra. Menurut saya, dari ke semua jenis-jenis karya satra lainnya, lagu mempunyai suatu karismatik tersendiri terhadap penikmatnya. Lagu mempunyai jangkauan rating yang sangat luas, sehingga penikmatnya hampir di semua kalangan. Di samping lagu dapat dinikmati dari segi unsur musiknya, penikmatnya juga, dapat merasakan berbagai ungkapan perasaan yang disampaikan pengarang lewat syair dari lagu tersebut.
Karya sastra yang hampir memiliki kesamaan dengan lagu adalah jenis karya sastra berupa puisi, kesamaan tersebut baik itu berdasarkan unsur struktual muapun batinnya. Sebagian besar, puisi juga dapat melibatkan unsur bunyi dan bahasa dalam pengekspresiannya, sehingga, tak jarang yang menyebutkan bahwa, puisi merupakan cikal bakal dari sebuah lagu. Lagu dan puisi masih mempunyai suatu ikatan, keterikatan tersebut tidak membuat eksistensi dari puisi tersebut hilang dari zaman. Walaupun demikian, lagu merupakan revolusionernya dari puisi. Dapat diamati, bahwa unsur bahasa yang terdapat di dalam lagu, yaitu sama-sama bersifat poetic language atau bahasa yang menggunakan makna kiasan, seperti halnya terdapat pada bahasa di dalam puisi. Mengutip dari pemikiran simbolisme, bahwa, dalam puisi yang dipentingkan adalah unsur bunyi, suara dan irama sebagai media pengekspresiannya, sehingga fungsi dari bahasa dalam puisi tersebut lebih membebaskan lambang atau tanda dari fungsi asalnya.
Pengkolaborasian antara unsur bahasa dan unsur bunyi memberikan suatu kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya. Unsur bunyi merupakan unsur penuntun, yang lebih bersifat arbiterer yang mampu membawa ke suasana penikmatnya dan dapat membangkitkan imagy atau fantasi pendengar, walaupun hanya bersifat abstrak, lebih-lebih lagi, ditambah dengan unsur bahasa yang dapat membentuk suatu citraan dalam pikiran manusia, hingga terwujud dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang bersifat kongkrit di dalam diri penikmatnya. Dalam arti lain, dengan adanya unsur bahasa di dalam lagu, dapat memberikan suatu citraan yang dapat membawa pendengar pada suatu kejadian atau pengalaman yang telah dialami dirinya. Dengan adanya bahasa pada, lagu dapat lebih membentuk fantasi pendengar, dan lebih bersifat terarah dan sistematis, karena yang menarik dari lagu, selain keberagaman dan penggabungan antar unsur musik dan unsur bahasa, lagu juga mempunyai kekhasaan tersendiri dibandingkan karya sastra lainnya. Baik itu dilihat dari unsur musik, unsur bahasanya dan juga dari segi keluasan penikmatnya.
Unsur musik dan unsur bahasa dapat dikaitkan sebagai sarana pengembangan psikis dan pembentukan karakter manusia. Musik tercipta dari bunyi-bunyi yang sengaja dihadirkan untuk mencapai suatu efek harmoni. Karakter manusia dapat dibentuk berdasarkan lingkungan lewat lagu, lebih-lebih dari faktor personalnya. Dengan kata lain, ‘Emosi’ yang terdapat didalam diri seseorang dapat mempengaruhi pikiran manusia, pikiran tersebutlah, yang nantinya akan membentuk sebuah karakter didalam diri seseorang. ‘Emosi’ manusia terjadi karena gejala naluria manusia, dalam merespond lingkungannya. Pikiran manusia akan mengarah pada suatu ungkapan, baik itu diwujudkan lewat perkataan ataupun perbuatan. Gejala naluria pada manusia dapat dirangsang lewat lagu, lagu tersebut dapat mengatur tempo ‘emosi’ yang terdapat didalam diri seseorang. Rangsangan yang diberikan lagu secara positif dapat menentukan suatu perubahan sikap dan perkataan, yang akan menuju suatu kebiasan dan mengarah pada pembentukan sebuah karakter di dalam diri seseorang.
Lagu mempunyai suatu karismatik tersendiri bagi penikmatnya. Kebiasaan dalam menikmati lagu dengan tempo lambat, sedang, keras atau kencang, dapat memperngaruhi, bahkan membentuk sebuah karakter di dalam diri seseorang. Misalnya, intensitas penikmat lagu yang betempo cepat atau keras, lebih mempengaruhi pada perkembangan psikis berupa, suatu perwujudan sikap semangat. Dan intenstas mendengarkan lagu yan bertempo lambat, menceriminkan suatu gambaran kesediahan atau suatu gambaran ungkapan sikap romantis di dalam diri seseorang. Menurut laporan Peneitian Tampel University yang dipublikasikan Cochrane Library tentang khasiat lagu bagi pertumbuhan psikis manusia, dan sekaligus dapat menjadi terapi terhadap suatu penyakit. Membuktikan bahwa lagu yang bertempo lambat, ternyata dapat menjadi suatu terapi pada penderita penyakit jantung.
Lagu merupakan karya sastra yang memiliki rating yang lebih luas, dilihat dari segi penikmatnya, dan jika dibandingkan dengan jenis karya sastra lainnya. Dari beberapa jenis karya sastra yang lainnya, seperti; puisi, novel, prosa, cerpen, yang menjadi penikmat akan karya-karya sastra tersebut, hanyalah komunitas-komunitas tertentu, dengan kata lain, yang mengerti akan karya sastra tersebut hanyalah komunitas-komunitas tertentu, dan bukan semua kalangan. Adanya pengaruh unsur bahasa dan musik di dalam lagu, berupa tanda-tanda atau lambang bahasa dan berbagai irama, yang nantinya akan menuntun ‘emosi’ seseorang, yang secara sadar ataupun tidak sadar, masuk ke dalam pikiran manusia, sehingga dari pikiran manusia yang akan diwujudkan lewat suatu perkataan dan tindakan, dari wujud-wujud tersebutlah, dalam jangka waktu lama, jika diasah akan menjadi sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terwujud pada pembentukan sebuah karakter. Jadi, dapat dikatgorikan bahwa lagu merupakan primadona karya sastra yang dapat membentuk sebuah karakter di dalam diri seseorang.
http://rirfad.blogspot.com/